LEGENDA RANA DAMAR
Rana Damar
Dahulu kala di sebuah kampung di manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur yang bernama Damar, Hiduplah beberapa keluarga yang sangat rukun mereka sangat sibuk dengan perkebunan mereka masing-masing, setiap kepala keluarga setiap hari hari harus meninggalkan rumah demi bekerja di Kebun.
Kehidupan mereka sangat sederhana, rumah mereka terbuat dari bambu dan alang-alang, makanan mereka berasal dari hasil perkebunan mereka seperti dao (ubi), kou (bahasa daerah), uwi'i, ndate, dan hasil kebun lainnya. Sedangakan lauk mereka dapat dari hasil burungan hewan liar, seperti motang (babi hutan) dan hewan liar lainnya.
Kehidupan mereka sangat bergantung pada alam ciaptaan Tuhan.
Suatu hari semua warga kampung pergi berburu dan ada juga yang pergi bekerja di kebun mereka masing-masing, di kampung itu ada dua keluarga yang istrinya baru melahirkan, namanya ibu Ndilo (nama samaran) dan ibu nduki (nama samaran). Karena ada bayi maka keduanya tidak ikut berburu atau pergi ke kebun. Saat siang hari si ibu nduki ingin rebus ndate untuk makan siang tapi dia tidak punya api, akhirnya memutuskan untuk meminta api di rumah ibu ndilo dengan teriak dari kejauhan, ibu nduki mau keluar rumah tidak bisa karena bayi yang baru lahir tidak boleh keluar rumah, akhirnya dia berteriak "ibu ndilo tolong bawahkan saya api" serentak ibu ndilo menjawab, "ia tunggu sebentar" sejenak ibu ndilo berpikir ini bagaimana caranya dia juga tidak bisa keluar rumah Karena ada bayi, akhirnya dia memanggil anjing piaranya yang bernama Balo, dia mengikat kayu yang masih ada api di ekor anjing kemudian menyuruh balo (seekor anjing) membawahkannya ke rumah nduki, nduki pun langsung mengambil apinya untuk masak ndate.
Sore telah tiba semua warga pun telah pulang dari berburu dan berkebun, ibu nduki menceritakan kepada warga tentang apa yang mereka lakukan siang tadi, mendengar cerita itu serentak semua warga tertawa Karena yang membawahkan api seekor anjing. Saat mereka tertawa angin kencang dan hujan deras melanda kampung itu, hujan dan angin yang begitu deras, perlahan-lahan kampung itu tenggelam dalam air, akhirnya kampung itu menjadi sebuah danau (rana).
Beberapa era kemudian datang orang ke tempat itu dan menamainya Rana Damar.
Cerita ini belum seutuhnya benar mohon koreksi dan masukannya.
Penulis: Allbert Jala

0 Response to "LEGENDA RANA DAMAR"
Posting Komentar
terimakasih atas komentarnya.