KASIH SAYANG AYAH TERSIRAT TAPI BERBEKAS
Sebelum aku lahir ke dunia ini
Sebenarnya aku ada dimana?
Sepontan saja
selama 9 bulan ada diperut sang ibu
Barulah aku bisa disebut aku.
Selama itu aku selalu bersama ibu
Dimanakah ayah?
Ayah tak bisa merasakan aku selama aku masih deslimuti kulit perut sang ibu
Selama aku bergerak ibulah ya merasa sakit.
Selama itu juga ayahlah yang selalu menemani dan melayani sebagai dokter dadakan.
Apakah ayah merasa sakit?
Jelas ya...
AKU LAHIR..
setelah aku lahir aku tak bisa melihat apa apa.
tapi ayah melihat kesaksian itu sebagai anugrah terbesar.
Lantas ayah mencium dahi sang ibu sebagai tanda kasih sayang dan ungkapan terimakasih dan rasa syukur.
Setiap malam ibu menggendong aku.
Dimanakah ayah?
Ayah tidak selalu menggendongku tapi dia selalu memikirkan aku.
Dia selalu menghilang mencari nafkah untuk aku, ibu dan keluargaku.
Setiap kali pulang ayah pasti bertanya.
Dimana anakku Sudah tidurkah anakku?
Ayah menghampiri tempat tidur dan mencium ddahiku. Lalu pergi dan beristrhat.
Apakah ayah benar benar tertidur?
TIDAK!
Ayah pasti selalu terjaga dari tidurnya jika sewaktu2 aku mulai meramaikan rumah dengan tangisan.
Ayah pasti akan menggendong dan menina bobokan aku.
AKU REMAJA...
Mungkin ibu lebih kerap menanyakan keadaanku setiap hari,
apakah aku tahu?
bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menjaga aku.
Apakah aku tau?
ketika ayah pulang dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau ayah tak bertanya langsung kepadaku karena letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.
Saat aku mengeluh skit pada seluruh tububku,
ayah membentakku
“Sudah aku beritahukan Jangan nakal!”
Lantas aku langsung lari dan menangis dipelukan ibu.
Tapi apakah aku tahu?
bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai yah hanya bisa diam dan memegang kepalnya menahan kesakitanku.
Ketika aku meminta izin untuk keluar dan pergi pada sore hari.
Ayah akan berkata
“Tidak boleh”
Sadarkah aku, ?
bahwa ayah ingin menjaga aku, ayah takut akan terjadi sesuatu,
Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga.
Saat aku hilang selama keseharian ayah rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mencari dan bertanya kepada temannya untuk menanyakan keadaanku,
”dimana, dan sedang apa aku diluar sana.”
Setiap kali aku pergi dan pulang sekolah ibulah yang menyiapkan makan untukku,
Dimanakah Ayah?
Tahukah aku?
bahwa ayahlah yang berkata:
Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah untuk kita bersama.
Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluanku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir,
kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal penghasilanku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.
Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya.
Sampai ketika nanti aku menjadi orang yang sukses,
Memang ayah tidak mengandung aku,
tapi darahnya mengalir di darahku, namanya melekat dinamaku,
Memang ayah tak melahirkanku,
Memang ayah tak menyusuiku,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susu ibu.
Ayah memang tak menjagaiku setiap saat,
tapi tahukah aku?
dalam do’anya selalu ada namaku disebutnya.
Tangisan ayah mungkin tak pernah aku dengar,
karena dia ingin terlihat kuat agar aku tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika aku merasa takut.
Pelukan ayahku mungkin tak sehangat dan seerat ibuku,
karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskan aku
Ayah ingin aku mandiri,
agar ketika mereka tiada aku sanggup menghadap semua kehidupan sendiri
Cinta ayah kepadaku sama besarnya dengan cinta ibuku
Dalam didirinya juga terdapat surga bagiku.
Ayah sungguh kasih sayangmu kepadaku sangatlah Tersirat. Tapi berbekas.
Penulis : Albert J
0 Response to "KASIH SAYANG AYAH TERSIRAT TAPI BERBEKAS"
Posting Komentar
terimakasih atas komentarnya.