Cari Blog Ini

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match


https://centraltegho.blogspot.com



PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (Tema:…………………….Industrialisasi 4.0), 21 Desember 2018, (hal:.....)

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Bambang Purnomo1, Rahmawati Erma Standsyah2, Albertus Garut3
Universitas Dr. Soetomo Jl. Semolowaru 84, Surabaya, 60283, Indonesia

ABSTRAK
Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan. Pendidikan kejuruan merupakan satuan pendidikan yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Namun, siswa SMK juga masih belajar mata pelajaran sebagai salah satu mata pelajaran wajib. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMK 17 Agustus 1945 Surabaya guru cenderung menggunakan model pembelajaran langsung. penelitian ini menerapkan model pembelajaran Make A Match  dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMK khususnya di SMK 17 Agustus 1945 Surabaya. Tujuan penelitian ini dapat meningkatan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Rancangan penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil pra siklus pada Tabel 1 rata-rata tersebut tidak mencapai tingkat keaktifan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70%. Dari data yang diperoleh rata-rata hasil belajar di siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Pada siklus ke II inilah keriteria keberhasilan aktivitas belajar baru tercapai dengan nilai keberhasilan 79,68. Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan aktifitas belajar matematika di kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya.

Kata kunci: Make A Match, Hasil Belajar, Siswa SMK

ABSTRACT
Education is an important thing in life. Vocational education is an educational unit suitable for students in certain fields. However, vocational students are also still studying subject matter as one of the eyes. Based on research at the 17 August 1945 Vocational School in Surabaya the teacher used a direct learning model. This research used the Make a Match model to increase the achievement students of SMK, especially SMK 17 August 1945 Surabaya. The purpose of this study is to increase the achievement of mathematic used make a match model . Based on the pre-cycle results in Table 1 the average does not reach a predetermined level of activity is 70%. From the data, the average in the first cycle has not reached the right achievement indicator the result of second cycle has achievement is 79.68. Based on the description of the data and discussion, it can be concluded that the application of the Make a Match type of cooperative learning model can improve mathematics learning activities in the UPW SMK class X 17th of August 1945 in Surabaya.
Keyword: Make A Match, Achievment , Students of Vocational  High School


Baca Juga: Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat  menentukan kemajuan suatu bangsa, dan menjadi kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Terdapat beberapa jenjang pendidikan di Indonesia yang harus di tempuh oleh setiap warga Negara Indonesia, yaitu pendidikan anak usia dini, Pendidikan Dasar (kelas 1-6) seperti Sekolah Dasar, Pendidikan Dasar (kelas 7-9), Pendidikan Menengah (Kelas 10-12) seperti Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Kejuruan.
Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan kejuruan merupakan satuan pendidikan yang mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempelajari bidang khusus agar para lulusan memiliki keahlian tertentu dan mengembangkan karirnya untuk bekerja secara produktif.
Tercatat sebanyak 12.659 Sekolah Kejuruan yang ada di Indonesia berdasarkan Badan Pusat Statistik. Akan tetapi tidak sedikit siswa yang belajar di sekolah kejuruan memiliki motivasi rendah pada saat menerima pembelajaran khususnya pada mata  pelajaran matematika. Siswa di Sekolah Kejuruan (SMK) cenderung memiliki motivasi rendah di bandingkan dengan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Salah satu sekolah yang menyelenggarakan sekolah kejuruan adalah SMK 17 Agustus 1945 Surabaya. Adapun keahlian yang ada di SMK 17 Agustus 1945 diantaranya Rekayasa Perangkat Lunak, Usaha Perjalanan Wisata dan Akomodasi Perhotelan. Meskipun demikian masih terdapat beberapa pelajaran wajib yang harus di pelajari oleh para siswa salah satunya yaitu matematika.
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran wajib yang harus di pelajari. Meskipun demikian masih banyak siswa yang memiliki motivasi kurang dalam belajar mata pelajaran matematika, bahkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran matematika khususnya pada sekolah kejuruan  (SMK), karena para siswa lebih fokus dalam mempelajari program keahlian yang di tempuh. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk kreatif dalam mencari model pembelajaran agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari mata pelajaran matematika.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMK 17 Agustus 1945 Surabaya guru cenderung menggunakan model pembelajaran langsung dimana siswa hanya mengandalkan guru sebagai narasumber tanpa memberikan kesempatan siswa untuk berperan langsung dalam pembelajaran
Salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang
mengharuskan siswa untuk berkerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan, siswa harus bekerja bersama-sama dalam suatu kelompok
yang telah ditentukan (Fatimah 2017)
Pembelajaran kooperatif Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran
pada tahun 1994. Arti make a match dalam Bahasa Indonesia adalah mencari
pasangan. “Make a match adalah teknik dimana siswa mencari pasangan sambil
mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang
menyenangkan. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas” (Miftahul Huda, 2014: 135)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fatimasi (2017) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta” didapat hasil bahwa pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran kompetensi Kejuruan TKJ dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata keaktifan siswa dari siklus I sebesar 53,85% mengalami peningkatan menjadi 72,02% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase siswa siswa yang tuntas KKM sebesar 68% kemudian meningkat menjadi 87,5% pada siklus II. Nilai rata-rata kelas juga meningkat dari siklus I sebesar 76 menjadi 80 pada siklus II.
Khifdiyah dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan (Make A Match) Pada Mata Pelajaran IPA Materi Klasifikasi Mahkluk Hidup untuk Meningkatkan Hasil Belajar di SMPN 1 Gondang juga menyebutkan bahwa dapat meningkatkan hasil pembelajaran di Subjek Ilmu Klasifikasi Mahluk Hidup di Kelas VII  SMP Negeri 1 Gondang Mojokerto. Selain itu terdapat beberapa penelitian juga yang menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A match efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran matematika. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Mutiah (2016) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Materi Barisan dan Deret Kelas X MAN Sigli 1 Pidie” dan penelitian yang dilakukan oleh Istiqomah dkk (2013) yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga”

Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki hipotesa awal bahwa model pembelajaran Make A Match tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa sedangkan hipotesa alternative menyatakan bahwa model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Berkaitan dengan hipotesa di atas sehingga penelitian ini menerapkan model pembelajaran Make A Match  dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMK khususnya di SMK 17 Agustus 1945 Surabaya. Tujuan penelitian ini dapat meningkatan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match selain itu penelitian ini juga dapat membantu sekolah sebagai masukan untuk penerapan model pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE
Rancangan penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan kuantitatif. Prosedur penelitian menggunakan langkah-langkah : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, evaluasi, dan Refleksi.
Pelaksanaan PTK ini dilaksanaan di SMK 17 Agustus 1945 Surabaya Jl. Nginden Senolo No. 44, Nginden Jangkungan, Sukolilo, Kota Surabaya Jawa Timur. Pelaksanaan PTK ini dilaksanaan selama bulan September dan Oktober 2017. Subjek dalam PTK ini adalah siswa siswi kelas X jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) SMK 17 Agustus 1945 tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 26 siswa
Lembar obsevasi aktivitas dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan skala rating dengan kriteria: 
1. Kurang jika 0-25% dari seluruh siswa melaksanakan aktivitas 
2. Cukup jika 25% - 50% dari seluruh siswa melaksanakan aktivitas 
3. Cukup jika 50%-75% dari seluruh siswa melaksanakan aktivitas 
4. Cukup jika 75% - 100% dari seluruh siswa melaksanakan aktivitas 
Sasaran penelitian ini adalah siswa dan model pembelajaran. Sasaran siswa dilihat dari segi aktivitas belajar siswa. Sasaran model pembelajaran dilihat dari segi keberhasilan proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Teknik Analisis Data yang digunakan adalah sebagai beritkut:
  1. Menghitung Aktifitas Belajar Per Item
Menghitung Aktifitas Per Item dapat dihitung mengguakan rumus sebagai berikut:
Presentasi per-item=SigmaXi /N 100%
Keterangan :
Xi     : jumlah poin yang diperoleh peserta didik pada item  ke-i
N        : banyaknya peserta didik
  1. Menghitung Aktifitas Keseluruhan
Menghitung aktifitas belajar keseluruhan dengan mencari nilai rata-rata per-item yang diteliti  dapat dihitung menggunakan rumus : 
x=SigmaX/N
Keterangan :
x     :  rata-rata nilai aktifitas belajar
X     : jumlah seluruh niali per-item
N     : banyaknya item
HASIL
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar matematika pada pra-siklus menunjukkan bahwa pengamatan aktivitas belajar matematika sebelum pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator-indikator yang telah dibuat hasilnya sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Rata-Rata Aktivitas Belajar Matematika Pra-Siklus
Siswa Kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018
Kode
Indikator
Hasil
A
Interaksi siswa pada pembelajaran
34,616%
B
Keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan
15,384%
C
Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
19,230%
D
Kerjasama siswa dalam kelompok
42,308%
E
Partisipasi dalam prestasi
23,077%
Rata-rata Keseluruhan
26,9%
Berdasarkan Tabel 1 rata-rata tersebut tidak mencapai tingkat keaktifan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70%.
Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi barisan dan deret. Salah satu model penelitian yang ditawarkan peneliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar matematika pada siklus I menunjukkan bahwa pengamatan aktivitas belajar matematika pada pelaksanaan tindakan berjalan sesuai dengan indikator-indikator yang telah dibuat dan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Rata-Rata Aktivitas Belajar Matematika Pada Siklus I
Siswa Kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018
Kode
Indikator
Hasil
A
Partisipasi siswa dalam mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang cocok dan benar
57,692%
B
Interaksi siswa dalam kelompok
50%
C
Kerjasama siswa dalam kelompok
73,077%
D
Kecepatan siswa dalam mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang sesuai sebelum habis waktu yang ditentukan
76,923%
E
Keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan
53,847%
F
Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
34,615%
G
Partisipasi dalam prestasi
42,308%
Rata-rata
55,5%
Kriteria Keberhasilan
Belum mencapai kriteria keberhasilan

Dari data di atas diperoleh rata-rata hasil belajar di siklus I ini belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata keaktifan belajar sebesar 55,5% yang kurang dari 70%. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk aktivitas belajar siswa kelas X UPW SMK 17 Agustus 2017 Surabaya harus dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar matematika pada siklus II menunjukkan bahwa pengamatan aktivitas belajar matematika pada pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator-indikator yang telah dibuat hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Rata-Rata Aktivitas Belajar Matematika Siklus II
Siswa Kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018:
Kode
Indikator
Hasil
A
Partisipasi siswa dalam mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang cocok dan benar
100%
B
Interaksi siswa dalam kelompok
80,769%
C
Kerjasama siswa dalam kelompok
73,077%
D
Kecepatan siswa dalam mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang sesuai sebelum habis waktu yang ditentukan
88,461%
E
Keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan
73,077%
F
Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat
64,384%
G
Partisipasi dalam prestasi
76,923%
Rata-rata
79,67%
Kriteria Keberhasilan
Mencapai kriteria keberhasilan
Dari data di atas diperoleh rata-rata hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata keaktifan belajar matematika sebesar 79,67% yang lebih besar dari 70%. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match ini sudah berjalan dengan semestinya sehingga menunjukkan hasil yang baik. Selama berlangsungnya kegiatan disiklus II kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I sudah bisa teratasi.
Berikut perbandingan data aktifitas belajar matematika kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya dari pra-siklus, siklus I dan siklus II akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. Perbandingan Hasil Rata-Rata Aktivitas Belajar Matematika Antara Pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018
Kriteria Keberhasilan Aktifitas mencapai 70%
Perbandingan
Pra-Siklus
Siklus I
Siklus II
Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika
26,9%
55,5%
79,68%
Kriteria Keberhasilan
Belum Mencapai Kriteria Keberhasilan
Belum Mencapai Kriteria Keberhasilan
Sudah Mencapai Kriteria Keberhasilan
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil pada tahap pra-siklus dan siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan aktivitas belajar, oleh karena itu pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus ke II inilah keriteria keberhasilan aktivitas belajar baru tercapai dengan nilai keberhasilan 79,68.
Menurut perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan aktifitas belajar matematika di kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya. Selain itu penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti [1][8][10] juga memperoleh hasil yang sama bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, sesuai hipotesa yang dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa hasil uji statistic menunjukkan tolak H0  sehingga diperoleh hasil model pembelajan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X upw smk 17 Agustus 1945 Surabaya.
SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan) dapat meningkatkan aktifitas belajar matematika di kelas X UPW SMK 17 Agustus 1945 Surabaya. Hal ini diperoleh dari hasil observasi mulai pra-siklus, siklus I, dan siklus II terdapat peningkatan aktivitas belajar matematika setiap siklusnya, serta telah mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu sebersar > 70%
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada SMK 17 Sgustus 1945 Surabaya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dr. Soetomo serta tim teaching mata kuliah PTK Jurusan pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan yang mensupport dan mendukung kegiatan penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN
[1]    A. M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
[2] Arikunto, Suharsimi. DKK. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
[3] Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
[4] Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur
    Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: GI
[5] Enung, untung.2009. Mandiri Matematika SMAjilid 1 untuk kelas X. Jakarta: Erlangga
[6] Fatimasari. Tisha., “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan TKJ Kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 2 Yogjakarta”. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 2017
[7]    Heris Hendriana dkk.2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Refika Aditama
[8] Khifdiyah. Iis Purwnti Nur., “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan (Make A Match) Pada Mata Pelajaran Ipa Materi Klasifikasi Mahkluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di Smpn 1 Gondang” Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. 2016
[9] Istiqomah, Wakhidatun Nurul, Ratu Novisita, dan Yunianta Tri Nova Hasti. “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kleas VIII SMP Negeri 7 Salatiga”. Universitas Kristen  Satya Wacana. Salatiga. 2013   
[10]    Muthiah, Misna. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa elalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Materi Barisan dan Deret Kelas X MAN Sigli 1 Pidie. Universitas Agama Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh. Banda Aceh. 2016

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match"

Posting Komentar

terimakasih atas komentarnya.